Cute Rocking Baby Monkey

Jumat, 24 April 2015


Mikroba, Susu Formula , dan Botol Susu Bayi

Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan bayi, nutrisi merupakan sesuatu yang sangat penting dan sudah sepatutnya diperhatikan oleh orang tua. Kebutuhan nutrisi ini juga seharusnya mendukung sistem kekebalan tubuh bayi yang umumnya masih rendah, sehingga bayi mudah atau rentan terhadap berbagai penyakit. Dalam hal ini diperlukan kesadaran orang tua dalam pemilihan makanan yang diberikan oleh bayi. Pada zaman sekarang masih banyak orang tua yang memberikan susu formula bagi anaknya. Namun, bagaimana jika susu formula yang diniatkan untuk memperkuat tumbuh-kembang bayi justru memberikan efek yang tidak diharapkan dan cenderung merugikan untuk tubuh bayi itu sendiri?. Hal ini berkaitan pada hal yang belakangan ini meresahkan orang tua, khususnya orang tua yang memberikan susu formula pada bayi mereka, yakni munculnya isu tentang susu formula berbakteri. Susu formula berbakteri ini merupakan susu yang telah tercemar ataupun mengandung bakteri yang apabila dikonsumsi oleh bayi dapat menimbulkan kerugian berupa penyakit pada bayi tersebut. Ada beberapa macam bakteri yang dapat hidup pada susu formula bayi, antara lain adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus cremoris, Mycobacterium spp, Pseudomonas sp, Serratia marcescens, dan Enterobacter sakazakii (Andi: 2014)).
Enterobacter sakazakii, salah satu bakteri yang dapat hidup di susu formula bayi. Enterobacter sakazakii ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 pada 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis (Asih rahayu:2011). Umumnya bakteri ini dapat menginfeksi berbagai organisme namun,  khususnya pada bayi yang memiliki sistem imun yang masih rendah, terutama pada bayi yang dilahirkan secara prematur. Enterobacter sakazakii bukan merupakan asli flora normal saluran pencernaan pada hewan maupun manusia, namun diduga bahwa bakteri ini dapat menginfeksi melalui sumber infeksi seperti tanah, air, udara, sayuran, lalat serta tikus. Pencemaran susu formula oleh Enterobacter sakazakii ini diduga dapat tejadi karena adanya kontaminasi pada susu formula dengan tiga cara : kontaminasi pada bahan baku yang digunakan untuk pembuatan susu formula, kontaminasi bahan-bahan yang ditambahkan pada susu formula setelah pasteurisasi, dan kontaminasi pada saat penyajian susu formula pada bayi.
Struktur Enterobacter sakazakii berbentuk batang, memiliki alat gerak berupa flagel peritrik, memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis (jenis bakteri gram negative), dan tidak membentuk spora. Berdasarkan  sifatnya Enterobacter sakazakii  merupakan bakteri opportunistic pathogen. Dan bila dilihat dari sifat tersebut Enterobacter sakazakii  termasuk bakteri heterotrof, yakni jenis bakteri yang mendapatkan nutrisinya dari organisme lain. Sedangkan berdasarkan kebutuhan oksigen Enterobacter sakazakii merupakan bakteri fakultatif anaerob, yang dapat hidup baik pada lingkungan berkadar oksigen tinggi ataupun rendah. Enterobacter sakazakii dapat hidup dengan pertumbuhan pesat pada kisaran suhu optimum 30-40 C, sedangkan pada suhu kisaran 5,5- 8 C pertumbuhan bakteri mulai menurun dan dapat mati pada kisaran suhu  4C, dan dalam salah satu sumber menyatakan bahwa bakteri ini termasuk dalam kelompok bakteri thermotolerant pada suhu 60C. Waktu  regenerasi bakteri ini terjadi setiap 40 menit jika diinkubasi pada suhu 23C yang tentunya akan lebih cepat jika pada suhu optimum bakteri ini.  Kontaminasi koloni Enterobacter sakazakii memiliki peluang hidup maksimum sebesar 6,5%  untuk dapat berkembang hingga mencapai jumlah yang signifikan (1 juta sel/gram produk) dalam waktu maksimal 100 jam  pada suhu  18-37C . Artinya apabila salah satu produk susu formula terkontaminasi oleh  Enterobacter sakazakii  pada saat proses produksi, maka hanya dalam waktu 5 hari, susu formula yang telah terkontaminasi tersebut dapat sangat berbahaya bagi seorang bayi (Anton Rahmadi: 2008).


                 
Pertumbuhan Enterobacter sakazakii dapat dikontrol dengan beberapa metode, salah satunya adalah dengan pemakaian antibiotik. Penggunaan antibiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri ataupun bahkan dapat menghancurkan sel-sel bakteri. Antibiotik ini dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme kerjanya yakni a. antibiotik penghambat metabolisme sel tubuh bakteri contoh: trimethoprim, b. antibiotik penghambat sintesis dinding sel mikroba contohnya penicillin, bacitracin, chepalosporin, vancomycin, dan ristoserin, c. antibiotik yang dapat merusak keutuhan membran sel  mikroba contoh: antibiotik yang termasuk kelompok polymycin, d. antibiotik sebagai penghambat  sintesis protein sel mikroba contohnya pada antibiotik yang termasuk pada golongan aminoglikosida, macrolide, tetrracyclin, lincomycin, dan chloramphenicol, e. antibiotik yang dapat menghambat atau merusak asam nukleat pada sel mikroba contohnya rifampisin, grisofulvin. Berdasarkan pada sebuah penelitian tentang uji kepekaan Enterobacter sakazakii terhadap antibiotik, didapatkan bahwa  Enterobacter sakazakii umumnya resisten terhadap amphisilin, cefazolin, quinolone, vancomycin serta pada sefalosphorin generasi ketiga. Namun, Enterobacter sakazakii memiliki sensifitas yang cukup tinggi terhadap  chloramphenicol, gentamycin, oxytetracylin, amoxylin (Susan dan Masniari: 2010). Selain itu, pengontrolan pertumbuhan Enterobacter sakazakii dapat dilakukan dengan sterilisasi dan disinfeksi alat-alat serta bahan-bahan yang digunakan baik pada saat proses produksi susu formula dari awal hingga kemasan maupun saat penyajian susu formula pada bayi.
Susu formula yang terkontaminasi oleh Enterobacter sakazakii dapat menyebabkan infeksi pada bayi antara lain neonatal meningitis (infeksi selaput otak pada bayi yang baru lahir), sepsis, hidrochepalus, dan enterocolitis necrotic. Selain itu Enterobacter sakazakii dapat menyebabkan infeksi berat pada otak yakni dengan membentuk kista sehingga mengakibatkan infark atau abses otak.  Gejala atau indikasi adanya infeksi Enterobacter sakazakii  pada bayi dapat berupa diare, kembung, muntah-muntah, demam tinggi, bayi tampak kuning, kesadaran menurun (malas minum, tidak menangis), serta kejang pada bayi (Asih Rahayu: 2011). Meskipun telah diketahui beberapa akibat dengan adanya infeksi Enterobacter sakazakii namun, hingga saat ini belum banyak diketahui virulensi dan daya patogeniotas dari bakteri tersebut. Bahan enterotoxin diproduksi oleh beberapa jenis strains bakteri. Dengan menggunakan kultur jaringan diketahui efek enterotoksin dan beberapa strain tersebut, didapatkan 2 jenis strain bakteri yang berpotensi sebagai penyebab kematian, sedangkan beberapa strain lainnya non-patogenik atau tidak berbahaya. Hal inilah yang mungkin menjelaskan kenapa sudah ditemukan demikian banyak susu terkontaminasi tetapi belum banyak dilaporkan terjadi korban karena terinfeksi bakteri tersebut.
Telah dijelaskan bahwa bayi memiliki system kekebalan tubuh yang masih rendah sehingga rentan akan berbagai macam penyakit. Maka, perlu diperhatikan baik kebersihan makanan maupun alat penyajian yang digunakan untuk makanan bayi tersebut. Umumnya bagi ornag tua yang memberikan susu formula untuk bayi mereka harus sangat berhati-hati dalam penyajian susu formula pada bayi, pemilihan susu formula, proses penyajian, begitu pula dengan kebersihan botol susu yang digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan susu formula pada bayi :
1.      Menjaga kebersihan ketika menyiapkan susu formula serta segera meminumkan susu formula tersebut kepada bayi setelah dibuat. Hal ini untuk mencegah aktifnya kembali bakteri dalam susu.
2.      Membuat susu dengan porsi sekali habis, menghindai melarutkan dalam jumlah banyak untuk diminum beberapa jam. Selain itu, waktu pemberian susu pada bayi perlu diperpendek. Lebih baik buatkan susu berkali-kali dengan cara steril. Mempersiapkan susu dengan cara yang benar, yaitu didihkan, setelah itu didinginkan hingga suhunya sekitar 70ºC, baru kemudian dicampurkan dengan susu formula. Bakteri akan mati pada suhu diatas 60ºC meskipun berakibat kehilangan dan kerusakan zat gizi pada susu formula.
3.      Tidak membiarkan susu yang telah dibuat disimpan terlalu lama sebelum diberikan kepada anak. Waktu penyimpanan sebaiknya tidak melebihi 4 jam.
4.      Botol susu harus selalu steril dengan merebus di air mendidih. Perlu juga diperhatikan, sebaiknya belilah susu formula dalam kemasan kecil sehingga cepat habis. Makin besar kemasan, makin lama habisnya dan makin besar peluang tercemar bakteri.
5.      Meningkatkan kewaspadaan terhadap sanitasi selama proses penyimpanan, penyiapan dan pemberian susu formula pada bayi, termasuk peralatan, air, dan seluruh anggota keluarga.
6.      Memperhatikan dan mengikuti semua petunjuk penyiapan, penyajian, penanganan, dan penyimpanan produk susu formula dan makanan bayi sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan untuk menghindari kontaminasi bakteri (Andi: 2014).




Daftar Pustaka

Andi. Trend dan Isu Susu Formula Berbakteri. http://mit.ilearning.me/trend-dan-isu-susu-formula-berbakteri-benar-ada-atau-sekedar-isu/. 2014. Diakses pada tanggal 22 April
2015 pukul 01.00 WIB
Anton Rahmadi. Review Singkat Cronobacter (Enterobacter) sakazakii: Patogen baru pada susu formula bayi. http://arahmadi.net/tulisan/jurnal-sakazakii-Anton.pdf. 2008.
Diakses pada tanggal 22 April 2015 pukul 00.45 WIB
Asih Rahayu. Enterobacter Sakazakii  (Cronobacter Sakazakii) : Sebagai Bakteri Pencemar Susu Bubuk Formula Bayi. http://www.
elib.fk.uwks.ac.id/asset/ENTEROBACTER%20SAKAZAKII.docx. 2011.
Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 02.30 WIB\
Susan dan Masniari. Pola Kepekaan Enterobacter Sakazakii Terhadap antibiotika. http:// peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/lokakarya/loksp08-51.pdf. 2010. Diakses
pada tanggal 23 April 2015 pukul 02.30 WIB







38 komentar:

  1. Penjelasan yang disampaikan oleh saudari Liya sangat menarik, seperti kita ketahui banyak ibu-ibu yang lebih mempercayai susu formula untuk anak-anaknya, padahal pemberian asi secara langsung jauh lebih baik untuk kesehatan ibu dan bayi seperti yang diulas pada web http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/asi-eksklusif-apakah-itu-dan-apakah-manfaatnya/
    lebih bagus lagi jika diberikan klasifikasi dari bakteri Enterobacter sakazakii...
    Good Job Liya! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih putri atas informasi tambahannya yang tentunya sangat bemanfaat dalam memperluas pengetahuan mengenai pembahasan artikel ini, untuk klasifikasinya sebelumnya dapat dibaca pada sumber berikut ya...http://civas.info/index.php?option=com_content&view=article&id=65:enterobacter-sakazakii&catid=32:fokus&Itemid=47

      Hapus
    2. untuk berikutnya akan dicantumkan..

      Hapus
  2. Materi yang disampaikan tentang Mikroba, Susu Formula , dan Botol Susu Bayi sudah bagus, tetapi saya ingin menambahkan bahwa bakteri Enterobacter sakazakii pada tahun 2007 Iversen dkk mengusulkan bakteri Enterobacter sakazakii mengganti nama genusnya, menjadi genus baru yaitu Cronobacter, akhirnya nama bakteri tersebut menjadi Cronobacter sakazakii. Akan tetapi, nama
    Enterobacter sakazakii masih tetap digunakan mengingat sebagian besar masyarakat masih mengenalinya dengan nama Enterobacter sakazakii (Ghassem dkk, 2008; Iversen dkk, 2007). Karena nama yang terbilang baru tersebut, maka panduan internasional yang diterbitkan pada tahun 2008 masih mencantumkan baik Enterobacter sakazakii maupun Cronobacter sakazakii. Tetapi karena kita sudah mengetahui penggantian nama tersebut lebih baik kita menggunakan nama genus yang baru :) terimakasih liya^^
    sumber : http://arahmadi.net/tulisan/jurnal-sakazakii-Anton.pdf dan http://mahmud.fikri10.student.ipb.ac.id/author/mahmud-fikri10/page/4/

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih ayu atas pengklarifikasiannya sangat bermanfaat

      Hapus
  3. Artikel auliya sudah sangat baik, tetapi mengapa yang dibahas hanya bakteri E.sakazakii nya? mengapa mikroba yang lain tidak dibahas?

    Nah, saya hanya ingin menambahkan dari sumber http://juke.kedokteran.unila.ac.id disana disebutkan Staphylococcus menghasilkan racun dgn sifat tahan dalam suhu panas (thermostabil), meskipun bakterinya telah mati dengan pemanasan namun enterotoksin yang dihasilkan tidak akan rusak (Stehulak, 1998).

    Albrecht & Summer (1995), menambahakan meskipun dengan pendinginan ataupun pembekuan, enterotoksin yang dihasilkan masih dapat bertahan. Dilaporkan padamanusia keracunan dapat ditimbulkan oleh enterotoksin dengan jumlah 1ng/g–20ng/g makanan.

    Staphylococcus aureus bisa mengkontaminasi makanan yang mengandung protein tinggi antara lain; produk unggas dan produk telur olahan;
    produk salad seperti salad tuna, salad ayam, salad kentang, dan salad makaroni; produk bakery seperti cream-filled pastries, cream pies, and chocolate eclairs;sandwich filling; susu serta produk olahan susu (USDA, 2001).

    Nah sebenernya masih auliya bakteri yang dapat menkontaminasi susu ataupun botol susu. untuk lebih jelasnya Auliya bisa membaca nya dari sumber yang telah Saya berikan. Terima Kasih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih audina atas penambahan informasinya yaa, informasi yang diberikan sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuian kita mengenai jenis-jenis bakteri yang dapat hidup dan tuimbuh pada susu formula, liya meminta maaf atas kekurangan mengenai bakteri lainnya ya...untuk memperkuat mengenai jenis bakteri lainnya dapat dilihat pada sumber berikut ya... http://mit.ilearning.me/trend-dan-isu-susu-formula-berbakteri-benar-ada-atau-sekedar-isu/

      Hapus
  4. artikel yang dibahas oleh liya mengenai bakteri yang terdapat pada susu formula sangat bagus, terlebih informasi yang diberikan sangat penting bagi ibu-ibu yang mempunyai bayi, batita, bahkan balita yang masih minum susu formula. akan tetapi, liya kurang membahas bagaimana cara yang rinci dalam perawatan botol bayi, mulai dari sterilisasi botol hingga penyimpanan susu formula tersebut.
    link berikut dapat menambah informasi diatas agar lebih lengkap mengenai perawatn botol bayi yang baik dan benar seperti apa agar meminimalisir berkembangnya bakteri yang merugikan bayi (http://www.bersihbersih.com/id/bahan-material-dan-permukaan/cara-mensterilkan-botol-susu-bayi-dan-perlengkapan-bayi-lainnya)
    terimakasih semoga bermanfaat informasi tambahannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah terima kasih euis penambahan informasi mengenai perawatan botol bayi ya tentunya sangat bermanfaat sekali unutk melengkapi artikel mengenai Mikroba, susu formula, dan botol susu bayi... dan untuk memperkuat pembahasan mengenai meminimalisir berkembangnya bakteri yang merugikan bayi dapat dipelajari tentang bagaimanamembelajarkan orang tua bagaimana cara membuat susu formula yang benar dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan untuk bayi pada sumber berikut http://www.docstoc.com/docs/152333108/13-Evin-Menyikapi--Isu-Susu-Bayi-Berbakteri-Enterobacter-Sakazakii-Di-Kalangan-Masyarakat

      Hapus
  5. artikel yang bagus yah liya, itung-itung untuk bekal jadi calon ibu hehe
    disini hanya ingin menambahkan, memang tidak bisa dipungkiri lag sufor (susu formula) yang beredar di pasaran tidak steril sehingga Saat ini International Code of Hygienic Practice for Foods for Infants and Children yang dirumuskan oleh Codex Committee for Food Hygiene (CCFH) mengizinkan kandungan 1-10 bakteri koliform, di dalamnya termasuk E. Sakazakii, dalam 1 gram formula. jadi, tidak perlu menjadi anti-sufor hanya karena bakteri ini.. kan sebelumnya saudari euis sudah menjelaskan cara pencegahan berkembangnya bakteri yang merugikan pada sufor (sumber http://www.tanyadok.com/anak/kiat-hindari-enterobacter-sakazakii-pada-anak )
    selain itu tidak menutup kemungkinan beberapa khasiat yang terkandung dalam sufor untuk pertumbuhan anak seperti :
    AA (arachidonic acid) atau disebut juga AHA atau ARA. Ini merupakan unsur yang berperan penting dalam pembentukan jaringan otak sehingga sangat kondusif bagi perkembangan otak bayi
    Prebiotik. Prebiotik merupakan unsur penting dalam susu formula. Fungsi prebiotik adalah menyempurnakan sistem pencernaan bayi serta agar bayi terhindar dari sembelit
    Omega 3 dan Omega 6. Asam lemak omega 3 dan omega 6 merupakan jenis lemak tak jenuh ganda yang tidak dapat dihasilkan tubuh kita. Menurut sejumlah ahli, kandungan susu formula omega 3 dan omega 6 mempunyai fungsi yang saling berhubungan. Omega 3 dan omega 6 berguna untuk memelihara kesehatan rambut, kulit, kuku, hormon, dan mencegah kerusakan sel. Asupan omega 3 dan omega 6 harus seimbang.
    DHA (docosahexaenoic acid). Hampir sama seperti AA / AHA / ARA, maka DHA juga berfungsi membantu perkembangan otak dan indera penglihatan. Badan dunia World Health Organization (WHO) dan Food and Agriculture Organization (FAO) merekomendasikan kandungan susu formula AA dan DHA terutama untuk bayi yang lahir prematur
    LA (linoleic acid). LA adalah asam lemak yang sangat berguna untuk perkembangan otak dan mental bayi. Fungsi LA sejalan dengan kandungan susu formula sebelumnya yaitu AA dan DHA.
    FOS (fructo oligo sakarida) dan GOS (galakto oligo sakarida). Fungsi FOS dan GOS adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan jumlah bakteri yang baik, dan membatasi jumlah bakteri patogen yang tidak baik
    Beta karotene dan Lactoferin. Beta karotene dan laktoferin merupakan kandungan susu formula yang berfungsi sebagai anti oksidan serta untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh.
    Kolin. Ini merupakan bagian dari vitamin B. Fungsi kolin adalah untuk mencegah membran sel agar tidak mudah bocor atau rapuh, sehingga proses peremajaan sel berjalan baik. Otak membutuhkan kolin untuk meremajakan atau memperbarui sel-selnya.
    (sumber http://klinikgizi.com/2014/05/10/8-kandungan-andalan-susu-formula-yang-diklaim-bermanfaat-untuk-kesehatan/)
    dan tentunya pemberian asi harus tetap diberikan sampai beberapa waktu tertentu, sufor hanya sebagai opsi kedua saja karena kandungannya hampir sama dengan asi

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah comment nya super duper semua ya... terima kasih mazidah atas tambahan informasinya... kita memang tidak perlu menjadi anti-sufor dengan adanya isu susu berbakteri namun kita sebagai calon ibu ataupun sebagai kakak telah sepatutnya memiliki sikap kehati-hatian dalam pemberian gizi kepada calon anak kita ataupun pada asik kita terutama pada masa tumbuh kembang bayi, nah salah satunya adalah dengan melakukan tindakan-tinddakan pencegahan seperti yang telah disebutkan oleh sumber yang diberikan oleh saudari euis ataupun mazidah. untuk pengklarifikasian, setelah liya membaca sumber yang diberikan oleh saudari mazidah yakni "Perlu diketahui bahwa susu formula bubuk yang beredar di pasaran memang tidak steril, yang artinya mengandung kuman dalam jumlah minimal. Saat ini International Code of Hygienic Practice for Foods for Infants and Children yang dirumuskan oleh Codex Committee for Food Hygiene (CCFH) mengizinkan kandungan 1-10 bakteri koliform, di dalamnya termasuk E. Sakazakii, dalam 1 gram formula. Namun infeksi ternyata tetap terjadi pada konsentrasi E. Sakazakii di bawah batas tersebut. Karena itulah kriteria mikrobiologis perlu diperbarui, khususnya tentang panduan jumlah Enterobacteriaceae yang masih diperbolehkan." nah sepaham liya memang International Code of Hygienic Practice for Foods for Infants and Children yang dirumuskan oleh Codex Committee for Food Hygiene (CCFH) mengizinkan kandungan 1-10 bakteri koliform, di dalamnya termasuk E. Sakazakii, dalam 1 gram formula, namun pada kenyataannya infeksi tetap terjadi pada konsentrasi di bawah batas tersebut, maka seharusnya kriteria tersebut diperbaiki (sumber : http://www.tanyadok.com/anak/kiat-hindari-enterobacter-sakazakii-pada-anak) dan untuk memperkuat pernyataan saudari mazidah berdasarkan sumber yang liya baca mengenai persyaratan air minum menurut Kepmenkes No. 907 tahun 2002 (sumber : storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/DalamNegri/MENKES_907.pdf dan juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/46/45)

      Hapus
  6. artikel yang bagus dan penting untuk kesehatan bayi. telah kita dengar sebelumnya bahwa terdapat bakteri yang berbahay yang ada di susu formula bayi yang menyebabkan kematian bagi si bayi contohnya bakteri Enterobacter sakazakii saya ingin menambahkan sedikit informasi lagi bahwa ada bakteri Salmonella dan lagi lagi ada bakteri E coli. oleh karena itu dikhawatirkannya akan banyak jenis bakteri yang terdapat di susu formula lebih baik seorang ibu memberikannya ASI karena banyak nilai gizi yang terkandung dan juga sebagai sistem imun bagi si bayi. silahkan dibaca selengkapnya di link ini --> http://www.infantfeeding.info/Bacteria.htm

    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih kakak atas informasi lebih luasnya

      Hapus
  7. Dari artikel di atas dapat diketahui pemahaman ternyata pemberian susu formula tidak sebaik yang dibayangkan, justru susu formula sangat berbahaya bila dikonsumsi secara berlebih ya :( Izin menambahkan, yang saya baca di link berikut: http://www.widjiume.web.id/2012/01/faktor-resiko-pemberian-susu-formula.html
    Di link tersebut disebutkan, terdapat kurang lebih ada enam belas bahaya atau resiko pemberian susu formula secara berlebih. Ini cukup mencengangkan dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Salah satu dari enam belas bahaya tersebut disebutkan bahwa susu formula dapat menghambat perkembangan kognitif. Artinya disini daya kembang otak anak yang minum susu formula akan berbeda dengan anak yang minum susu asi. Pada link tersebut juga dicantumkan berbagai penelitian yang sudah dilakukan, dan penelitian tersebut menyatakan bahwa kecerdasan otak anak yang minum susu formula dengan anak yang minum susu asi cukup berbeda. Anak yang diberi asupan asi mendapat nilai lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang diberi asupan susu formula. Ternyata pemberian asupan pada anak sangat berpengaruh, maka dari itu saya juga izin menambahkan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam meminimalisir pemberian susu formula pada anak, yang dicantumkan didalam link berikut: http://familyherbal.net/7-bahaya-susu-formula-kesalahan-fatal-anggapan-bunda/
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih ya ana atas penambahan informasinya

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Artikel yang sangat menarik, menambah wawasan dan kewaspadaan bagi calon ibu maupun ibu yang sudah memilki bayi. Ternyata pada susu formula terdapat bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada bayi yang mengonsumsinya. Sangat disayangkan sekali, apabila ibu-ibu lebih memilih susu formula yang mengandung bakteri jahat daripada ASI yang memiliki kandungan nutrisi lebih baik bagi bayi. Menurut Penasihat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) DKI Jakarta, Sri Purwanti Hubertin, risiko sistem jaringan otak tidak terbangun sebesar 20 persen jika mengonsumsi susu formula.

    Untuk menyempurnakan ataupun menjadi informasi bagi para calon ibu maupun ibu yang sudah atau yang akan memilik bayi dapat dibaca ocw.usu.ac.id/course/download/1125.../mk_giz_slide_formula_bayi.pdf agar dapat memikirkannya kembali untuk menggunakan susu formula untuk bayi Anda.

    BalasHapus
  10. wah ternyata sangat fatal sekali ya susu formula untuk bayi yang sudah terkontaminasi oleh mikroba. artikel yang menarik, terutama untuk para ibu yang memiliki bayi, ibu hamil, bahkan untuk calon ibu. harus diperhatikan untuk memberikan susu formula kepada bayi (bagi bayi yang tidak ASI), sebenarnya berat untuk dikatakan bahwa susu formula baik untuk bayi terutama bayi yang baru saja lahir.
    Pemberian asupan nutrisi melalui pemberian susu formula bayi memberikan peluang bayi terinfeksi oleh bakteri E. sakazakii. Risiko terkena infeksi dapat diminimalkan dengan beberapa cara, dapat dilihat di http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id/assets/media/publikasi/bulletin/Buletin_Pascapanen_7.1_1_2011.pdf
    sekian tambahan dari saya :)

    BalasHapus
  11. Topik artikelnya menarik dan seringkali menjadi perbincangan para ibu demi kesehatan balitanya. Pada dasarnya bakteri sakazakii mengkontaminasi susu formula melalui tiga cara, yaitu :
    1. Bahan baku yang digunakan untuk membuat susu formula.
    2. Kontaminasi oleh bahan bahan yang ditambahkan ke susu formula setelah dilakukan pasteurisasi.
    3. Kontaminasi pada saat susu formula disajikan ke bayi oleh ibunya dan proses penyimpanan sisa susu formula yang tidak bagus.
    Dari berbagai penelitian dan pengalaman di beberapa negara maju sebenarnya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), United States Food and Drug Administration (USFDA) telah menetapkan bahwa susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang steril. Adapun susu formula cair yang siap saji dianggap sebagai produk komersial steril karena dengan proses pemanasan yang cukup. Dengan demikian, di bagian perawatan bayi NICU, USFDA menggunakan perubahan rekomendasi dengan pemberian susu bayi formula cair siap saji untuk penderita bayi prematur yang rentan terjadi infeksi. Sayangnya di Indonesia produk susu tersebut belum banyak dan relatif mahal harganya.
    Rekomendasi lain yang harus diperhatikan untuk mengurangi risiko infeksi tersebut adalah cara penyajian yang baik dan benar. Di antaranya adalah menyajikan hanya dalam jumlah sedikit atau secukupnya untuk setiap kali minum untuk mengurangi kuantitas dan waktu susu formula terkontaminasi dengan udara kamar. Meminimalkan hang time atau waktu antara kontak susu dan udara kamar hingga saat pemberian. Waktu yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 4 jam. Semakin lama waktu tersebut meningkatkan risiko pertumbuhan mikroba dalam susu formula tersebut.
    Hal lain yang penting adalah memerhatikan dengan baik dan benar cara penyajian susu formula bagi bayi, sesuai instruksi dalam kaleng atau petunjuk umum. Peningkatan pengetahuan orangtua, perawat bayi, dan praktisi klinis lainnya tentang prosedur persiapan dan pemberian susu formula yang baik dan benar harus terus dilakukan.
    Selengkapnya >> http://mit.ilearning.me/trend-dan-isu-susu-formula-berbakteri-benar-ada-atau-sekedar-isu/

    Terimakasih
    Dela Rahma S

    BalasHapus
  12. Terima kasih Auliya telah bertambah lagi pengetahuan saya mengenai bakteri pada susu formula ini. Sangat miris memang susu formula yang sekarang ini menurut saya sangat bagus ternyata masih ada bakteri yang merugikan didalamnya. Izin menambahkan sedikit yaa Liya mengenai fakta tentang susu formula. Dari sumber yang saya baca ternyata susu formula itu penuh dengan logam berat, termasuk timah contohnya, dalam jumlah jauh lebih tinggi daripada dalam ASI. Dan apakah pestisida tidak terdapat dalam formula? Bagaimanapun, sapi-sapi makan rumput di peternakan dimana mereka menyemprotkan pestisida ke ladang mereka. Dan kedelai juga tumbuh di sana. Menariknya, Anda tidak pernah membaca mengenai ini di surat kabar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam sumber https://www.nbci.ca/index.php?option=com_content&view=article&id=386:toxins-and-infant-feeding-indo&catid=29:information-indonesian&Itemid=67 semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  13. saya hanya ingin menambahkan saja mengenai tips penyajian susu formula untuk anak
    (http://uniqpost.com/29785/tips-penyajian-susu-formula-untuk-anak/)
    Terimakasih semoga bermanfaat

    BalasHapus
  14. Artikel ini sangat membantu khususnya saya yang mempunyai adik kecil yang masih menyusus, dan adik saya punya sifat khusus selalu menghisap botolnya walaupun botol dalam keadaan kosong. Selain itu artikel ini adala berita yang kekinian dimana belakangan ini ditemukannya bakteri pada susu formula terungkapkan dan dimuat oleh berita-berita yang ada di media elektronik. Saya mohon izin untuk menambahkan artikel yang dibuat oleh saudari Fitri Auliya.
    Hasil penelitian tersebut harus membuat kita waspada. Selain lebih selektif memilih produk susu bagi adik atau anak kita, kehati-hatian juga diperlukan dalam penyiapan dan pemberiannya. Untuk mengurangi risiko kontaminasi susu formula, lakukanlah beberapa tips berikut:
    1. Gunakan air masak dari sumber yang baik.
    2. Sterilkan botol susu sebelum dipakai.
    3. Sebelum menyiapkan susu, cuci tangan dengan sabun dan air hangat
    4. Periksa kondisi kaleng susu.
    5. Siapkan susu formula secukupnya.
    6. Jangan menyimpan sisa susu yang sudah diberikan kepada bayi.
    7. Bila dalam perjalanan, jangan menyimpan botol steril Anda di tempat yang sama dengan popok atau baju kotor.

    Untuk informasi lebih lengkap dapat dibaca pada link :http://majalahkesehatan.com/agar-susu-formula-tidak-tercemar-bakteri/

    BalasHapus
  15. berdasarkan artikel diats, dapat dipahami bahwa susu formula yang dianggap oleh masyarakat merupakan susu untuk memperkuat tumbuh-kembang bayi justru memberikan efek yang tidak diharapkan dan cenderung merugikan untuk tubuh bayi itu sendiri. misalnya telah disebutkan diatas yaitu bakteri Enterobacter sakazakii yang dapat menyebabkan infeksi neonatal meningitis pada bayi. yang saya tanyakan bagaimana mekanisme bakteri tersebut sehingga menyebabkan infeksi neonatal meningitis? terima kasih

    BalasHapus
  16. http://www.news-medical.net/health/Meningitis-Mechanism-%28Indonesian%29.aspx

    Artikel yang sangaaaaat lengkap penjelasannya. Menurut saya penambahan dari teman" sudah cukup luar biasa.
    Untuk sekedar menjawab pertanyaan dari saudari nurul, penginfeksian meningitis terinfeksi melalui aliran darah yg menuju ke otak. Untuk mekanisme lebih lengkapnya bisa di lihat pada link yg telah saya cantumkan.


    BalasHapus
  17. artikel yang sangat bagus liyaa apalagi menambah wawasan untuk kita para calon ibu yang mungkin nanti memiliki bayi dan menggunakan botol susu entah untuk menempatkan susu formula ataupun menempatkan ASI, namun saya ingin menghritik sedikit kekontrasan pembahasan dan judul yang liya berikan pada artikel ini, pada judul di atas tertera bakteri pada botol susu bayi tapi dalam isi artikel ini lebih dominan membahas bakteri pada susu formulanya, saya ingin menyarankan seharusnya dicantumkan lebih banyak tentang botol susunya dan cara-cara mencuci botol susu tersebut agar terhindar dari mikroba dari susu yang menempel pada sela-sela botol susu.
    Untuk cara membersihkan botol susu bayi bisa dibaca di link ini yaa http://www.bersihbersih.com/id/bahan-material-dan-permukaan/cara-mensterilkan-botol-susu-bayi-dan-perlengkapan-bayi-lainnya

    terimakasih liyaa :)

    BalasHapus
  18. bermanfaat sekali penjelasan dari artikel ini. kebetulan saya punya adik yang masih minum susu menggunakan botol susu. setelah membaca ini, saya jadi bertambah wawasan dan lebih memperhatikan kebersihan botol susu adik saya..

    Terimakasih Fithry..
    Suxes slaloe ;-D

    BalasHapus
  19. artikelnya sangat bagus dan informatif sekali lia. saya baru tau ternyata banyak sekali mikroba di susu formula, boto susu bayi seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus cremoris, Mycobacterium spp, Pseudomonas sp, Serratia marcescens, dan Enterobacter sakazakii.
    saya akan memperhatikan kembali kebersihan di botol susu keponakan keponakan saya yang masih minum dengan botol susu, agar mereka tidak terserang mikroba di botol susu itu :D
    Saya ingin menambahkan sedikit, mungkin lia bisa menambahkan klasifikasi bakteri pada botol susu misalnya Enterobacter sakazakii , lia mungkin bisa lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Enterobacter_sakazakii. trimaksih lia :)

    BalasHapus
  20. Artikel yang dibuat liya sangat menarik sekali, ternyata banyak bakteri pada botol susu bayi, yang dapat mengganggu kesehatan para adik bayi. banyaknya bakteri pada botol susu bayi ini tentu dapat membuat para ibu menjadi cemas. namun, hal yang paling sering dilakukan ibu untuk mengurangi bakteri pada botol susu bayi adalah dengan merebus botol susu bayi tersebut.
    saya hanya ingin memberikan sedikit tambahan informasi mengenai bahaya merebus botol susu bayi, yang terdapat pada sumber: http://blog.melindacare.com/perlengkapan-bayi-dampak-merebus-botol-susu-pada-kesehatan-bayi/
    Ternyata kebiasaan mensterilisasi botol susu bayi dengan merebus botol terlalu sering bisa berdampak buruk bagi kesehatan si buah hati. Mengapa? Untuk botol susu yang terbuat dari plastik jenis Polikarbonat (PC), apabila direbus kemungkinan plastik ini akan melepaskan residu senyawa kimia, yakni Bisfanol. Senyawa tersebut akan menimbulkan bahaya Endocrine Disprupter yang mengganggu sistem hormon si buah hati. Perlengkapan makan dan minum yang berbahan NON BPA FREE ini juga bisa mempengaruhi kesehatan, reproduksi, perkembangan dan tingkah lakunya.
    maka, hal yang perlu dilakukan seorang ibu yaitu, ibu harus mengenali jenis bahan yang digunakan botol susu tersebut dan juga jangan terlalu sering mensterilkan botol susu bayi dengan merebusnya, agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan tersebut..
    terima kasih, semoga bermanfaat :) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sumber yang telah diberikan.

    BalasHapus
  21. Artikelnya sangat bagus Liya, perlengkapan bayi adalah menjadi sorotan utama untuk kalangan ibu hamil dan menyusui, mereka senantiasa sangat memperhatikan terkait kebersihan peralatan buah hati mereka, khususnya pada saat bayi hingga balita adalah masa-masa anak yang rentan terhadap penyakit, sehingga tak heran apabila para bunda sangat memperhatikan masalah kebersihan peralatan buah hatinya.
    Menambahkan saja dari artikel yang telah disampaikan oleh Liya, mengenai cara membersihkan dan menyimpan botol susu bayi, hal tersebut dapat dilihat pada link dibawah ini
    http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-arihapsari-14-1-ktiari-i.pdf
    Terimakasih Liya, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  22. Sangat memberi informasi baru artikrl lia, saya ingin menambahakan sedikit.
    Hasil analisa total bakteri menunjukkan terdapat bakteri pada ASI sebelum penyimpanan dan terjadi perubahan peningkatan pada penyimpanan hari kedua, dan jumlah mikroba tampak menurun mulai penyimpanan hari kelima.Perubahan total bakteri tersebut berkaitan dengan fase pertumbuhan mikroorganisme. Total bakteri sebelum penyimpanan dan setelah penyimpanan pada hari peftama menuniukkan jumlah yang tidak jauh berbeda. Pada penyimpanan hari pertamabakteri masih berada pada fase adaptasi dan pertumbuhan awal. Kemudian pada harikedua bakteri pada fase pertumbuhan logaritmik (eksponensial). Beberapa factor yangmempengaruhi kecepatan pertumbuhan mikrorganisme adalah: ketersediaan nutrien,keasaman
    (pH), suhu dan kelembaban udara. pada fase ini bakteri lebih banyak memerlukan energi dibanding dengan fase lainnya. (Fardiaz,
    1992)
    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4440&val=426

    BalasHapus
  23. Menarik sekali :) saya hanya ingin menambahkan "Bagaimana bakteri sakazaki bisa masuk dalam susu formula". Susu formula dapat terkontaminasi Enterobacter Sakazakii melalui beberapa tahap:
    - Bakteri bisa masuk melalui meterial yang dipakai saat produksi susu formula.
    - Bakteri juga dapat masuk lewat kontaminasi formula atau bahan-bahan ramuan formula lain yang dimasukan kedalam susu formula setelah susu dipasturisasi.
    - Kontaminasi juga dapat terjadi pada saat penyajian susu formula.

    seperti dikutip dari http://buletinkesehatan.com/bahaya-bakteri-sakazakii-dalam-susu-formula/. Terima kasih.

    BalasHapus
  24. Sangat bagus sekali liya artikelnya, jadi tau nih tentang botol bayi dan susu formula,untuk para calon ibu-ibu yang nantinya akan mempunyai anak balita,bayi yang masih menyusui membaca artikel ini menambah wawasan untuk kesehatan balitanya ataupun dapat mencegahnya dan membersihkan botolnya dengan baik.

    menurut saya artikel ini sudah bagus tapi saya hanya ingin menambahkan sedikit tentang solusinya agar tidak bergantung pada susu formula sebaiknya memberikan susu kepada bayi lebih baiknya dengan mengunakan ASI.
    karena susu formula mengandung bakteri Enterobacter sakazakii tidak baik di dalam tubuh balita yang masih rentan dengan berbagai penyakit, yang sudah di jelaskan di artikel ini. Solusi agar tidak bergantung pada susu formula dapat di lihat di sini http://familyherbal.net/7-bahaya-susu-formula-kesalahan-fatal-anggapan-bunda/.

    BalasHapus
  25. artikel yang sangat menarik untuk dibaca liya, dengan artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para ibu yang mempeunyai debay (ded bayi) hehe dan para wanita yang kelak akan menjadi seoang ibu (aamiin). ijin menambahkan agar wawasan kita bertambah lagi bagaimana kriteria botol susu yang aman , bisa dibaca di http://ibuhamil.com/area-promosi/26578-botol-susu-aman-untuk-bayi-sehat.html. semoga bermanfaat .. :D

    BalasHapus
  26. artikel yang menarik dan informatif. semua sudah dirangkum baik. Hanya ingin menambahakan untu cara pencucian botol bayi yang baik bisa diintip disini http://www.rumahbunda.com/baby-toddler/cara-membersihkan-botol-susu-bayi/. terimakasi

    BalasHapus
  27. artikel yang sangat menarik terutama untuk ibu-ibu yang sedang menyusui berikut ini tips untuk menjaga kebersihan botol dikutip dari merdeka.com yang dilansir dari Boldsky 1. Anda harus mensterilisasi botol bayi Anda. Merendam botol bayi kedalam air panas untuk menghilangkan kuman.

    2. Jangan menyimpan susu di dalam botol bayi terlalu lama. Jika bayi Anda tidak menghabiskan susunya, jangan paksa ia untuk meminumnya kembali setelah beberapa saat. Susu yang Anda simpan bisa ditumbuhi bakteri dan menjadi busuk.

    3. Jagalah agar botol bayi tetap kering. Botol basah menjadi rumah bagi bakteri dan kuman. Pertama, cuci botol bayi dengan air panas dan kemudian air dingin. Gosok botol dengan kain bersih dan keringkan. Menutup botol yang masih basah dapat membuatnya berbau busuk karena bekas air atau susu.

    4. Menggosok ujung dot hingga bersih. Cucilah ujung dot dengan air panas dan bersihkan. Anda harus membersihkannya setiap hari. Jangan menggosoknya terlalu kencang sebab bisa merobeknya. Sikat sudut-sudut botol yang jarang terlihat.

    Botol bayi harus selalu dibersihkan dan disimpan di tempat yang bersih. Jika bayi Anda melempar botolnya ke lantai, jangan malas untuk mencucinya lagi. semoga bermanfaat :D

    link http://www.merdeka.com/sehat/tips-menjaga-kebersihan-botol-bayi.html

    BalasHapus
  28. waaaah. yang punya anak bayi harus tahu banget nih . yang mau punya bayi juga deeeh hehheeh .. iya nih lia. perwatan bayi itu harus diperhatikan sejak awal . terutama dari segi asupan nutrisi maupun media nutrisinya. sehingga bayi tumbuh sesuai yang diharapkan. maka kita harus tahu cara perawatan botol susu yang sering dianggap sepele ini yah . saya mememukan info bagus ini di http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/SUNARSIH/Perawatan_Anak.pdf

    terimakasih lia calon ibu , hehhehe

    BalasHapus
  29. terima kasih ya...teman-teman atas penambahan informasinya untuk memperluas bahasan artikel ini

    BalasHapus
  30. liyaaaa artikelnya bagussss :) zakiyah boleh ya sedikit menambahkan pengontrol bakteri Enterobacter sakazakii . setelah zakiyah baca artikel lia, bakteri Enterobacter sakazakii akan menurun pada suhu rendah, selain pemberian antibiotik dapat juga dipanaskan sampai 70 derajat celcius. http://health.kompas.com/read/2011/02/11/11274831/Tak.Perlu.Sibuk.Cari.Merek.Susu.Berbakteri . terima kasih :)

    BalasHapus